PENGERTIAN
Gastroentritis
atau diare akut adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih
dari 3 kali perhari
dengan tinja berbentuk cair /setengah padat dan banyaknya lebih dari 200 – 250
gram.
ETIOLOGI
1.
Faktor
infeksi : Bakteri
2. Faktor makanan :
Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.
TANDA DAN GEJALA
1.
Defekasi
cair lebih dari 3 kali
2.
Anak
menjadi rewel dan gelisah
3.
Tonus
otot menurun
4.
Muntah
5.
Demam
sub febris
6.
Nyeri
abdomen
7.
Membran
mukosa mulut kering
8.
Fontanela
anterior cekung ( bayi yang kurang 18 bln)
9.
Kehilangan
berat badan
10.
Lemah
KOMPLIKASI :
1. Akut:
a.
Dehidrasi:
Derajat
dehidrasi
|
Ringan
|
Sedang
|
Berat
|
BB
( % kehilangan )
|
4-5
|
6-9
|
7-10
|
Keadaan Umum
|
Haus, sadar
|
Haus, gelisah, letargi
|
Mengantuk, dingin, berkeringat
|
Air mata
|
Ada
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Turgor jaringan
|
Normal
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
Membran mukosa
|
Basah
|
Kering
|
Sangat kering
|
Tekanan darah
|
Normal
|
Normal / rendah
|
< 90mmHg,
mungkin tidak dapat diukur
|
BAK
|
Normal
|
Menurun / keruh
|
Oliguria
|
Nadi
|
Normal
|
Cepat
|
Cepat, lemah,
mungkin tidak teraba
|
Mata
|
Normal
|
Cekung
|
Sangat cekung
|
Fontanela anterior
|
Normal
|
Cekung
|
Sangat cekung
|
Defisit cairan ( ml/ kg )
|
40-50
|
60-90
|
>100
|
b.
Intoleran
laktosa
Laktosa adalah karbohidrat
terpenting dalam ASI dan susu formula. Hampir semua laktosa yang masuk usus
halus dihidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase yang
terdapat pada mikrovili sel epitel usus halus. Hasil hidrolisis akan diabsorpsi
dan masuk ke dalam aliran darah sebagai nutrisi. Pada diare (terutama akibat
rotavirus) terjadi kerusakan mikrofili sehingga terjadi defisiensi laktase
sekunder. Intoleransi laktosa adalah
gejala klinis akibat tidak terhidrolisisnya laktosa secara optimal di dalam
usus halus akibat defisiensi laktase, yaitu diare profus, kembung, nyeri perut,
muntah, sering flatus, merah di sekitar anus, dan tinja berbau asam.
c.
Kejang
Disebabkan oleh
kuman shigela yang mengeluarkan toksik berupa Shigatoksik yang dapat menembus
sampai ke SSP.
d.
Hipovolemik
2. Kronik:
ü Malnutrisi
ü Hipoglikemi
ü Intoleransi sekunder akibat kerusakan
mukosa usus
PATOFISIOLOGI
a. Gangguan absorbsi
Yang
disebabkan oleh malabsorbsi makanan,KKP,atau bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir selain itu toxin
dari rotavirus menghancurkan vili sehingga fungsi absorbsinya terganggu dan terdapatnya
makanan atau zat yang tidak dapat diserap ke duanya menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran
air dan elektrolit kedalam rongga usus.Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat
rangsangan tertentu (mis: toxin akibat infeksi rotavirus,kuman pathogen dan
apatogen) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit
kedalam rongga usus dan timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
Untuk membedakan penyebab diare akibat
gangguan absorbsi atau ekskresi adalah dengan cara bayi dipuasakan sementara :
Jika
dipuasakan dan bayi tetap diare, maka terdapat gangguan fungsi sekresinya
Jika
dipuasakan dan diare berhenti , maka menunjukan terjadinya gangguan pada fungsi
absorbsi
PENATALAKSANAAN
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan : jenis cairan,
cara memberikan dan jumlah cairan.
ü Jenis cairan
Cairan peroral :
Pada
pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi dan bila anak
mau minum serta kesadaran baik diberikan peroral berupa cairan yang berisi Na (
75 mMol/l),Cl ( 65 mMol/l), glukosa ( 75
mMol/l), K (20 mMol/l), HCO3 (30 mMol/l), Sitrat (10 mMol/l) dan
osmolitas (245 mMol/l). Formula lengkap sering disebut juga oralit. Cairan
sederhana yang dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandung
garam dan gula (NaCl dan sukrosa),
1). Belum ada dehidrasi
Peroral sebanyak anak mau minum atau
1 gelas tiap defekasi.
2).
Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25 – 50 ml/kg BB per oral (intragastrik).
Selanjutnya : 125 ml/kg BB/hari. Secara
IV
3).
Dehidrasi sedang
1
jam pertama : 50 – 100 ml/kg BB peroral /intragastrik (sonde). Selanjutnya ;
125 ml/kg BB/hari.
4).
Dehidrasi berat
a. Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun, berat
badan 3 – 10 kg yaitu
ü 1 jam pertama : 40 ml/kg BB / jam = 10
tetes / kg BB /menit (set infus berukuran 1 ml = 15 tetes) atau 13 tetes / kg
BB /menit (set infus 1 ml : 20 tetes).
ü 7 jam berikutnya : 12 ml /kg BB/jam =
33 tetes / kg BB/ m atau 4 tetes / kg BB/menit.
16 jam berikutnya : 125 ml/kg BB oralit peroral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum, teruskan dengan intravena 2 atau 3 tetes/kgBB/menit.
16 jam berikutnya : 125 ml/kg BB oralit peroral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum, teruskan dengan intravena 2 atau 3 tetes/kgBB/menit.
b.
Untuk anak lebih dari 2,5 tahun dengan
BB 10 - 15 kg :
o 1 jam pertama :
30 ml /kg BB/jam = 8 atau 10 tetes/kgBB/menit.
o 7 jam berikutnya
: 10 ml /kg BB /jam = 3 Atau 4 tetes/kgBB/menit.
o 16 jam berikutnya
: 125 ml /kg BB oralit peroral atau intragastrik.
c.
Untuk bayi baru
lahir (neonatus) dengan BB 20 -25 kg.
Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml /kg
bb /24 jam.
Jenis cairan 4 : 1
(4 bagian glukosa 5 % + 1 bagian NaHCO3 1 %) dengan kecepatan 4 jam pertama =
25 ml/kgBB/jam atau 6 tetes/kgBB/menit, 8 tetes/kgBB/menit.
20 jam berikutnya 150 ml /kgBB/20 jam = 2 tetes/kgBB/ menit atau 2 ½ tetes/kgBB/menit.
20 jam berikutnya 150 ml /kgBB/20 jam = 2 tetes/kgBB/ menit atau 2 ½ tetes/kgBB/menit.
Derajat
dehidrasi
|
Kebutuhan
cairan
|
Jenis
cairan
|
Cara/lama
pemberian
|
Berat (10%)
|
+30ml/kg/jam
|
RL
|
IV / 1 jam
|
Sedang
(6-9%)
|
+70ml/kg/jam
|
RL
½ Darrow
|
IV / 3 jam
IG / 3 jam (oralit)
|
Ringan (5%)
|
+50ml/kg/jam
|
½ Darrow
Oralit
|
IV / 3 jam
IG / oralit
|
Tanpa
dehidrasi
|
10-20 ml/kg
setiap diare
|
Oralit /
cairan rumah tangga
|
Oral
|
A. Pemberian cairan intravena (biasanya RL). RL mengandung Na+ 130 mEq/liter, K+ 4 mEq/liter, Cl- 109
mEq/liter dan Ca++ mEq/liter.
Pemberian cairan infuse :
Ø Water set à factor tetesan 20 dan 15 tts.
Diindikasikan untuk pasien dewasa atau anak-anak usia sekolah, digunakan untuk
pemakaian pemberian cairan infuse seperti RL,D 5%, NaCl 0,9%. Jumlah cairan
yang diberikan adalah dalam jumlah banyak dan untuk waktu yang cepat ( grojok )
Ø Precetion set à factor tetesan 60 tts. Biasanya
digunakan untuk obat-obatan atau kemoterapi seperti manitol dan pada bayi
digunakan untuk pembatasan cairan. Penggunaannya untuk jumlah cairan yang
sedikit dan dibutuhkan dalam waktu yang singkat.
Ø Pediatric set à factor tetesan 60 tts. Digunakan pada
bayi/anak.
Ø Blood set à factor tetesan 15 tts. Digunakan untuk
tranfusi darah
Ø Rumus penghitungan tetesan infuse:
Jumlah
cairan X factor tetesan
Waktu(jam) X 60
B.
Minum sesuai dengan usia :
Usia
|
BB (kg)
|
Kebutuhan air total per 24 jam (ml)
|
3 hari
|
3,0
|
250-300
|
10 hari
|
3,2
|
400-500
|
3 bln
|
5,4
|
750-850
|
6 bln
|
7,3
|
950-1100
|
9 bln
|
8,6
|
1100-1250
|
1 thn
|
9,5
|
1150-1300
|
2 thn
|
11,8
|
1350-1500
|
4 thn
|
16,2
|
1600-1800
|
6 thn
|
20,0
|
1800-2000
|
10 thn
|
28,7
|
2000-2500
|
14 thn
|
45,0
|
2000-2700
|
18 thn
|
54,0
|
2200-2700
|
Bisa dengan rumus
berikut ini :
BB Kebutuhan
air (perhari)
sampai 10 kg 100ml/kgBB
11 – 20 kg 1000ml+50ml/kgBB
> 20 kg 1500ml+20ml/kgBB
2. Dietetik
- Pada bayi dengan ASI
ASI dilanjutkan bersama – sama dengan oralit, selang –
seling.Pada bayi berumur lebih dari 4 bulan (sudah mendapat buah – buahan,makan
tambahan I & II) dilanjutkan dengan fase readaptasi, sedikit demi sedikit
makanan diberikan kembali seperti sebelum sakit.
- Pada bayi dengan susu formula
Diberikan oralit,
selang – seling dengan susu formula. Jika
bayi telah mendapat makanan tambahan (umur > 4 bln) untuk sementara
dihentikan, diberikan sedikit demi sedikit mulai hari ke 3.
- Anak – anak berumur lebih dari 1 tahun
*Dengan
gizi jelek (BB < 7 kg), realimentasi sama dengan bayi
*Dengan
gizi baik, realimentasi diberikan sbb:
Hari 1 : oralit dan bubur tanpa sayur serta pisang
Hari 2 : bubur
dengan sayur
Hari 3 : makanan
biasa.
3. Obat-obatan.
- Zink
- 10 mg untuk usia < 6 bulan
- 20 mg untuk usia > 6 bulan
- Obat anti sekresi : dosis 25 mg /tahun dengan dosis minimum 30 mg.
Klorpromazin dosis
0,5 – 1 mg /kg bb /hari.
- Antibiotik :
1. Kolera
§ Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis
( 2 hari )
§ Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis
( 3 hari )
2. Shigella : Trimetoprim
5-10mg/kg/hari
3. Sulfametoksasol 25-50mg/kg/hari Dibagi 2 dosis ( 5 hari )
4. Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hr , 4 dosis
(5 hr )
5. Amebiasis : Metronidasol
30mg/kg/hr, 4 dosis ( 5-10 hari)
6. Giardiasis : Metronidasol 15mg/kg/hr, 4 dosis ( 5
hari )
0 komentar:
Posting Komentar